Kenapa Harus Ada Cinta Kalau Akhirnya Sakit Hati?
Saya yakin tidak sedikit yang merasakan pada pertanyaa ini. Ketika kita mengambil keputusan apapun itu, baik dalam menjalin sebuah hubungan pasti ada konsekuensi yang akan menghampiri kita, percaya apa tidak itu sudah sebuah hukum alam. Tidak ada yang bisa kita persalahkan, toh kita sendiri yang memilainya.
Ketika pasangan kita marah, cuek, bersikap aneh, berubah, say hello pada cowok/ cewek lain, selingkuh, bahkan diputusin, tak ada yang bisa pungkiri bahwa kita akan dihujani sakit hati, dan galau tingkat dewa, ini berlaku bagi orang-orang yang benar-benar mencintai pasangannya.
Jangan pernah salahkan cinta, jika akhirnya sakit hati juga. Mengapa demikian? Memang tak ada cinta tak ada sakit hati, tapi apakah dewasa kita kalau menyalahkan mutlak bahwa semua akibat sakit hati kita karena cinta? Salah kawan!
Apa yang sebenarnya menimbulkan sakit hati kita, koreksi diri dulu kawan, check and re-check kehidupan percintaan anda, apakah sikapmu sama si dia memang membuat si dia nyaman, membuat si dia tidak cari yang lain, kalau salah ada pada diri kita sakit hati boleh tapi tidak usah berlebihan, yang harus kita lakukan adalah menyadari dan memperbaiki. Jika si dia memberikamu waktu untuk berubah, buktikan. Jika si dia memang sudah bulat untuk tidak lagi, maka berubahlah untuk orang yang nantinya kamu cintai.
“Tak ada perjuangan cinta sejati, tanpa air mata”
“Tetapi jangan sampai kamu tahu si dia terlalu sayang padamu, kamu buat dia semaumu(kak Aproni).”
Pencarian Terkait
Tags: #Cerita #Ronny Sababalat