Sosok Misterius Orang Gila – Ketika mungkin sedang berada di jalan, pernah tidak kawan – kawan menjumpai orang gila dengan pakaian compang camping, bahkan yang paling extrim orang tersebut telanjang, banyak orang langsung beranggapan “ada orang gila lewat” padahal kalau menurut saya orang yang berpakaian compang camping tersebut belum tentu itu orang gila, bisa saja orang tersebut menyamar agar identitasnya tidak kelihatan.
Terinspirasi dari gambar diatas saya ada sedikit cerita, cerita lama sih, begini ceritanya, saya kan suka ngopi tuh di warung langganan saya, menurut cerita yang punya warung disekitar warung ada orang berpakaian compang camping sudah beberapa hari lalu lalang, bahkan kadang sampai tiduran di emperan warun, kadang juga di emperan orang, walaupun kadang ada rasa takut juga sama orang gila, di biarkan saja yang penting tidak mengganggu, dan ternyata setelah beberapa hari mondar mandir orang tersebut sudah hilang dari peredaran di sekitar warung, selang sehari terdengar berita bahwa di sekitar warung ada orang ditangkap orang berpakaian compang camping, usut punya usut si tersangka tersebut ternyata sudah lama di intai polisi dengan kasus pengedar sekaligus bandar narkoba, masyarakat sekitar juga tidak menyangka orang yang di kenal baik di lingkungannya ternyata bandar narkoba, dan mengenai orang yang nyamar jadi orang gila tersebut sebenarnya masyarakat sudah menduga, tapi ya cuma sebatas menduga saja tidak berani bertanya, walaupun juga sempat melihat ada yang janggal dari barang bawaanya, makanan dan minuman yang di bawanya di kantong plastik itu bermerek semua, soalnya kantong plastiknya transparan. Ternyata orang yang menyamar jadi orang gila tersebut adalah Intel.
Kalau intel nyamar jadi apa saja itu biasa riz, namanya intel tugasnya juga nyamar demi mendapat sang buruan / target, lantas Sosok Misterius Orang Gila itu yang seperti apa Riz ? begini ceritanya, cerita ini juga cerita lama yang saya alami sendiri. *gambar dibawah ini hanya ilustrasi yang saya ambil dari google
Pengalaman saya sekitar tahun 2012 lalu, seperti biasa tiap saya libur kerja saya sering ke kota buat sekedar refresing, pas berangkat saat di jalan, saya bertemu dengan orang yang penampilannya seperti gambar di atas, berjalan ke arah yang sama, mulanya saya tidak berfikir apa-apa, biasa saja karena memang saya sudah terbiasa ketemu / berpapasan dengan orang seperti itu.
Keanehan baru terjadi saat saya dalam perjalan pulang dari kota, saya bertemu lagi dengan orang tersebut, berjalan searah dengan saya, tepatnya di daerah Pinggirsari Kecamatan Ngantru Tulungagung, seperti saat saya berangkat, saya juga tidak berfikir apa-apa / biasa saja. Saya mampir dulu ke warung langganan saya yang saya ceritakan di atas, sesampai saya di warung saya langsung pesan semangkuk bakso, saat saya mau duduk saya di kejutkan dengan orang tersebut yang tiba-tiba berjalan dari barat ke timur lewat depan warung langganan saya, dalam batin saya “wong iki kok gelismen teko kene yo, aneh (orang ini kok cepat banget sampai sini yah, aneh)”
Logikanya berjalan dari pinggirsari sampai ke warung langganan saya yang berlokasi di desa pucung jaraknya cukup jauh, saya ketemu orang tersebut sampai saya di warung sekitar 10 menit lebih pakai motor, saya pesan bakso dan belum sempat duduk orang tersebut sudah berjalan di depan warung, aneh kan. Kalau memang orang tersebut naik bus, saya merasa belum ada bus yang lewat, kalau nebeng orang rasanya juga tidak mungkin walaupun bisa saja mungkin, saya mikirnya dengan berpakaian seperti ilustrasi gambar di atas apa orang berani ngasih tumpangan.
Belum berhenti sampai di situ keanehannya, selesai saya makan bakso dan bayar saya langsung buru-buru dengan harapan bisa ketemu lagi dengan orang tersebut, hingga saya di rumah, saya tidak ketemu orang tersebut, klau di logika lagi dari lamanya saya makan bakso, orang tersebut jalan belum sampai desa pakel rumah saya, seharusnya saya bisa ketemu, saya mikir lagi kemana menghilangnya orang tersebut.
Sesampai Saya di rumah, saya masih berfikir kalau orang tadi sepertinya bukan orang sembarangan, secara kasat mata orang tadi memang terlihat seperti orang gila, tapi juga belum tentu kalau gila, siapa tahu orang tersebut orang yang punya kelebihan, atau orang yang sedang lelakon kalau istilah jawanya, hanya orang-orang yang bermaqom sama yang bisa melihat / mengetahui siapa sejatinya orang tersebut dan apa ini yang di sebut Khorqul ‘awaaid.
Senada dengan cerita di atas, saya juga ada teman yang pernah mondok di salah satu pesantren di Tulungagung, saya lupa nama pesantrennya karena memang sudah cukup lama, menurut teman saya saat di test oleh gurunya diminta berada di dalam masjid dengan penerangan di padamkan pintu di kunci, jadilah ia sendirian berada di dalam masjid, ketika berada di dalam masjid sembari memperbanyak dzikir, ada banyak kejadian-kejadian yang di alami, seperti adanya penampakan konok onggrok (hantu:red) dll, teman saya sukses melewati ujian tersebut. Nah di ujian terakhir teman saya gagal, ujian terakhirnya gurunya datang membawakan sesuatu di lepek (semacem piring kecil biasanya untuk penyajian wedang kopi:red), gurunya meminta teman saya membuka dan lalu memakannya, tapi teman saya tidak mau, alasannya masak di suruh makan telek lencong (kotoran ayam kampung yang berbentuk seperti coklat kental:red) setelah teman saya benar-benar tidak mau, sama gurunya di tunjukkan sejatinya sesuatu yang ia lihat terlihat seperti kotoran ayam dalam pandangan kasat mata, dan sejatinya kotoran ayam tersebut adalah sebungkus kue roti.
Pelajaran yang dapat saya ambil, untuk tidak menilai seseorang / sesuatu hanya sebatas dari apa yang dilihat atau hanya melihat pada satu arah dan lalu langsung menyimpulkan / memvonis, disebalik setiap kejadian pasti ada hikmahnya bagi orang – orang yang mahu berfikir. semoga cerita di atas dapat bermafaat, terima kasih
Pencarian Terkait
Tags: #Cerita